Jumat, 14 September 2012

RADANG GUSI


RADANG GUSI

1.      Pengertian gusi
Gusi adalah bagian dari oral mukosa (mukosa mulut) yang terdiri dari jaringan ikat yang melekat pada servikal dari mahkota dan akar gigi serta menutupi processus alveolaris (Be, 1989).
Tanda-tanda gusi sehat:
a.       Warna merah muda.
b.      Interdental papil mengisi interproksimal space sampai titik kontak berbentuk sudut yang lancip.
c.       Permukaan gusi tidak rata tapi stippled (berbintik-bintik).
d.      Bagian margin tipis, tidak membengkak.
e.       Gusi lekat sekali pada permukaan gigi (email, sementum) dan processus alveolaris.
f.       Sulkus gusi tidak dalam (maksimal ± 2 mm).
g.      Tidak mudah berdarah.
h.      Tidak ada eksudat

2.      Pengertian radang gusi
Radang gusi adalah peradangan pada gingiva yang menunjukkan adanya penyakit/ kelainan pada gingiva (Depkes, R.I., 1996). Radang gusi adalah reaksi gingiva terhadap rangsangan dari plak, dari sulkus keluar cairan yaitu eksudat yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri (Konig, dkk., 1982).
Radang gusi dalah suatu lesi keradangan yang terjadi pada tepi gingiva (Prayitno, 1987: 26). Keradangan pada gusi dapat disebabkan oleh beberapa hal, keradangan tersebut dapat terlihat dengan tanda-tanda klinis sebagai berikut:
a.       Gusi berwarna merah terang dan mudah berdarah.
b.      Perabaan lunak.
c.       Mudah berdarah pada waktu menggosok gigi dan pada tingkatan tertentu.
d.      Terdapat luka pada gusi.
e.  bau tidak sedap (Depkes, R.I., 1983).
3.      Faktor-faktor yang menyebabkan radang gusi
Faktor penyebab terjadinya radang gusi secara garis besar dibagi menurut asal dan caranya menimbulkan penyakit, diantaranya:
a.       Penyebab lokal (iritasi lokal)
1)      Plak
2)      Materia alba
3)      Karang gigi
4)      Overhanging filling
5)      Obat-obatan, misalnya arsen, phenol.
b.      Penyebab sistemik
Berasal dari tempat lain di dalam tubuh, penyebab ini tidak secara langsung menimbulkan terjadinya penyakit, tetapi dapat mempengaruhi jalannya penyakit (Nio, 1987).

Macam-macam faktor sistemik:
1)      Ketidakseimbangan hormonal (pubertas, kehamilan)
2)      Kelainan darah
3)      Malnutrisi
4)      Obat-obatan, misalnya dillantin sodium (Depkes, R.I., 1996).
4.      Proses terjadinya radang gusi
Radang gusi hanya terjadi apabila ada penumpukan plak pada permukaan gigi, terutama pada bagian yang berbatasan dengan gusi. Seseorang yang tidak membersihkan giginya dengan baik dan membiarkan plak tertimbun pada permukaan gigi yang berbatasan dengan gusi, pasti terkena radang gusi. Bakteri pada plak mengeluarkan racun dan zat-zat lain yang merangsang gusi. Radang menjalar terus sepanjang akar gigi menyebabkan gigi menjadi goyah. Selain itu karena ada radang, maka sekitar gigi ada nanah yang menimbulkan bau busuk. Gusinya kelihatan bengkak dan mudah berdarah kalau disentuh (Depkes, R.I., 1983).
5.      Pengaruh radang gusi
a.       Periodontitis
Menurut (Nio, 1987) periodontitis adalah peradangan pada gusi dan jaringan periodontal lainnya seperti serat-serat periodontal, tulang alveolar dan semen. Menurut (Depkes, R.I., 1996) periodontitis adalah peradangan dari jaringan penyangga gigi yang meliputi gingiva, serabut periodontal, sementum dan tulang alveolar.

Menurut (Depkes, R.I., 1993) periodontitis adalah proses patologik yang terjadi pada pinggiran jaringan penyangga gigi, yakni pada jaringan periodonsium marginalis.
Tanda-tanda klinis periodontitis :
1)      Gusi berwarna merah
2)      Gusi mudah berdarah
3)      Gusi membengkak
4)   Adanya kerusakan serat-serat periodontal dan tulang alveolar (Nio, 1987).
b.      Halitosis
Halitosis adalah dimana mulut mengeluarkan bau tidak enak atau nafas tidak sedap. Halitosis disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
1)      Fisiologis
a)      Kurangnya aliran ludah selama tidur
b)      Makanan dan minuman
c)      Kebiasaan merokok
d)     Menstruasi
2)      Patologis
Kelainan rongga mulut:
a)      Oral Hygiene buruk
b)      Plak gigi
c)      Karies
d)     Gingivitis
c.       Pocket atau sulkus gusi
Menurut (Depkes, R.I., 1996) pocket adalah sulkus gingiva yang bertambah secara patologis, disebabkan oleh kelainan periodontal dengan kedalaman 2 mm. Menurut (Djuita, E., 1989) pocket adalah suatu keadaan dimana sulkus gingiva menjadi lebih dalam kira-kira lebih dari 3 mm, karena adanya karang gigi yang melekat erat pada permukaan akar gigi di dalam sulkus gingiva, sehingga mengiritasi jaringan gingiva yang mengakibatkan lepasnya serat-serat jaringan periodontium dan permukaan akar gigi.
Tanda-tanda klinis pocket:
1)      Warna dinding poket merah tua sampai kebiru-biruan karena adanya statis dan sianosis.
2)      Gingival margin membengkak yang mungkin menutupi sebagian email.
3)      Permukaan mengkilat dan stipling hilang karena adanya oedema.
4)      Dinding pocket mudah diangkat dari permukaan gigi.
5)      Bila ditusuk pelan-pelan dengan sonde pada permukaan dalam dari pocket teraba sakit dan berdarah.
6)      Tekanan pada dinding pocket akan mengakibatkan keluarnya eksudat dari marginal.
7)      Gigi goyang.
(Nio, 1996)

6.      Cara mencegah radang gusi
Usaha untuk mencegah radang gusi, antara lain:
a.       Memelihara kebersihan mulut
Yang dimaksud memelihara kebersihan mulut adalah menghilangkan plak dari permukaan gigi dengan cara menggunakan sikat gigi yang baik, dengan syarat: kepala sika cukup kecil, tangkainya berbentuk lurus, dan bulu sikat halus, rata. Tujuannya adalah untuk mencegah penumpukan plak, karena hal ini terutama menimbulkan radang gusi.
b.      Membangun kebiasaan sehat
 Membangun kebiasaan sehat terkadang berat untuk dilaakukan, terutama  bagi orang yang belum bisa melaksanakannya. Namun dangan niat yang kuat senantiasa menyadari pentingnya kesehatan dan manfaatnya bagi kita.
Kebiasaan sehat yang dianjurkan yaitu biasakan berkumur sebelum dan sesudah makan hal itu akan mencegah kuman penyakit yang dapat masuk ke rongga mulut, sehingga radang gusi yang disebabkan oleh kuman tersebut tidak terjadi, selain itu tidak mengkonsumsi makanan yang manis secara berlebihan.
c.       Ceck- up ke dokter gigi
Cara mengatasi radang gusi yaitu hendaknya kita memiliki jadwal untuk memeriksa, mengontrol, dan mengawasi kesehatan mulut  secara rutin. Berdasarkan kondisi gigi dan gusi, dokter gigi akan menjadwalkan program kesehatan mulut  kita dan akan memberikan saran-saran yang berkaitan dengan kesehatan mulut kita, seperti mengurangi makanan yang manis-manis (Ummusalma, 2007)
7.      Mengukur radang gusi (Gingivitis)
Menurut Leo, dkk (2007) gingival indeks adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat pengarahan gingivitis individu. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan instrumen, kaca mulut dan periodontal probe. Pemeriksaan gingivitis dilakukan pada gigi indeks, yaitu gigi molar ke satu atas, gigi insisivus ke satu kanan atas, gigi premolar ke satu kiri atas, gigi molar ke satu kiri bawah, gigi insisivus ke satu kiri bawah dan gigi premolar ke satu kanan bawah. Untuk mengetahui skor tiap elemen gigi pemeriksaan dilakukan pada bagian mesial, distal, bukal, palatinal atau lingual. Jumlah skor keseluruhan diperoleh dari jumlah skor elemen gigi dibagi jumlah seluruh gigi yang diperiksa. Skor kriteria ringan antara 0,1 sampai dengan 1,0. Skor sedang 1,1 sampai dengan 2,0 dan skor berat 2,1 sampai dengan 3,0.
Penilaian Gingival Index (GI) adalah sebagai berikut:
No

Kriteria

Nilai
1
Tidak ada peradangan
0
2
Peradangan ringan sedikit perubahan warna, sedikit oedema dan tidak ada perdarahan pada saat probing.
1
3
Peradangan sedang kemerahan terlihat nyata, oedema, ulserasi dan perdarahan spontan tanpa probing.
2
4
Peradangan berat, kemerahan terlihat nyata, oedema, ulserasi dan perdarahan spontan tanpa probing.
3