RADANG GUSI
1.
Pengertian gusi
Gusi
adalah bagian dari oral mukosa (mukosa mulut) yang terdiri dari jaringan ikat
yang melekat pada servikal dari mahkota dan akar gigi serta menutupi processus alveolaris (Be, 1989).
Tanda-tanda gusi sehat:
a.
Warna merah muda.
b.
Interdental papil mengisi interproksimal space
sampai titik kontak berbentuk sudut yang lancip.
c.
Permukaan gusi tidak rata tapi stippled
(berbintik-bintik).
d.
Bagian margin tipis, tidak membengkak.
e.
Gusi lekat sekali pada permukaan gigi (email,
sementum) dan processus alveolaris.
f.
Sulkus gusi tidak dalam (maksimal ± 2 mm).
g.
Tidak mudah berdarah.
h.
Tidak ada eksudat
2.
Pengertian radang gusi
Radang
gusi adalah peradangan pada gingiva yang menunjukkan adanya penyakit/
kelainan pada gingiva (Depkes, R.I., 1996). Radang gusi adalah reaksi gingiva
terhadap rangsangan dari plak, dari sulkus keluar cairan yaitu eksudat
yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri (Konig, dkk., 1982).
Radang
gusi dalah suatu lesi keradangan yang terjadi pada tepi gingiva
(Prayitno, 1987: 26). Keradangan pada gusi dapat disebabkan oleh beberapa hal,
keradangan tersebut dapat terlihat dengan tanda-tanda klinis sebagai berikut:
a.
Gusi berwarna merah terang dan mudah berdarah.
b.
Perabaan lunak.
c.
Mudah berdarah pada waktu menggosok gigi dan
pada tingkatan tertentu.
d.
Terdapat luka pada gusi.
e. bau tidak sedap (Depkes,
R.I., 1983).
3.
Faktor-faktor yang menyebabkan radang gusi
Faktor
penyebab terjadinya radang gusi secara garis besar dibagi menurut asal dan
caranya menimbulkan penyakit, diantaranya:
a.
Penyebab lokal (iritasi lokal)
1)
Plak
2)
Materia alba
3)
Karang gigi
4)
Overhanging filling
5)
Obat-obatan, misalnya arsen, phenol.
b.
Penyebab sistemik
Berasal dari tempat lain di dalam tubuh, penyebab ini tidak
secara langsung menimbulkan terjadinya penyakit, tetapi dapat mempengaruhi
jalannya penyakit (Nio, 1987).
Macam-macam faktor sistemik:
1)
Ketidakseimbangan hormonal (pubertas, kehamilan)
2)
Kelainan darah
3)
Malnutrisi
4)
Obat-obatan, misalnya dillantin sodium (Depkes,
R.I., 1996).
4.
Proses terjadinya radang gusi
Radang
gusi hanya terjadi apabila ada penumpukan plak pada permukaan gigi, terutama
pada bagian yang berbatasan dengan gusi. Seseorang yang tidak membersihkan
giginya dengan baik dan membiarkan plak tertimbun pada permukaan gigi yang
berbatasan dengan gusi, pasti terkena radang gusi. Bakteri pada plak
mengeluarkan racun dan zat-zat lain yang merangsang gusi. Radang menjalar terus
sepanjang akar gigi menyebabkan gigi menjadi goyah. Selain itu karena ada
radang, maka sekitar gigi ada nanah yang menimbulkan bau busuk. Gusinya
kelihatan bengkak dan mudah berdarah kalau disentuh (Depkes, R.I., 1983).
5.
Pengaruh radang gusi
a.
Periodontitis
Menurut (Nio, 1987) periodontitis adalah peradangan
pada gusi dan jaringan periodontal lainnya seperti serat-serat periodontal,
tulang alveolar dan semen. Menurut (Depkes, R.I., 1996) periodontitis
adalah peradangan dari jaringan penyangga gigi yang meliputi gingiva,
serabut periodontal, sementum dan tulang alveolar.
Menurut (Depkes, R.I., 1993) periodontitis adalah
proses patologik yang terjadi pada pinggiran jaringan penyangga gigi, yakni
pada jaringan periodonsium marginalis.
Tanda-tanda klinis periodontitis :
1)
Gusi berwarna merah
2)
Gusi mudah berdarah
3)
Gusi membengkak
4) Adanya
kerusakan serat-serat periodontal dan tulang alveolar (Nio, 1987).
b.
Halitosis
Halitosis adalah dimana mulut mengeluarkan bau tidak
enak atau nafas tidak sedap. Halitosis disebabkan oleh dua faktor,
yaitu:
1)
Fisiologis
a)
Kurangnya aliran ludah selama tidur
b)
Makanan dan minuman
c)
Kebiasaan merokok
d)
Menstruasi
2)
Patologis
Kelainan rongga mulut:
a)
Oral Hygiene buruk
b)
Plak gigi
c)
Karies
d)
Gingivitis
c.
Pocket atau sulkus gusi
Menurut (Depkes, R.I., 1996) pocket adalah sulkus gingiva
yang bertambah secara patologis, disebabkan oleh kelainan periodontal
dengan kedalaman 2 mm. Menurut (Djuita, E., 1989) pocket adalah suatu
keadaan dimana sulkus gingiva menjadi lebih dalam kira-kira lebih dari 3
mm, karena adanya karang gigi yang melekat erat pada permukaan akar gigi di
dalam sulkus gingiva, sehingga mengiritasi jaringan gingiva yang
mengakibatkan lepasnya serat-serat jaringan periodontium dan permukaan
akar gigi.
Tanda-tanda klinis pocket:
1)
Warna dinding poket merah tua sampai
kebiru-biruan karena adanya statis dan sianosis.
2)
Gingival margin membengkak yang mungkin
menutupi sebagian email.
3)
Permukaan mengkilat dan stipling hilang
karena adanya oedema.
4)
Dinding pocket mudah diangkat dari
permukaan gigi.
5)
Bila ditusuk pelan-pelan dengan sonde pada
permukaan dalam dari pocket teraba sakit dan berdarah.
6)
Tekanan pada dinding pocket akan mengakibatkan
keluarnya eksudat dari marginal.
7)
Gigi goyang.
(Nio, 1996)
6.
Cara mencegah radang gusi
Usaha untuk mencegah radang gusi, antara lain:
a.
Memelihara kebersihan mulut
Yang dimaksud memelihara kebersihan mulut adalah
menghilangkan plak dari permukaan gigi dengan cara menggunakan sikat gigi yang
baik, dengan syarat: kepala sika cukup kecil, tangkainya berbentuk lurus, dan
bulu sikat halus, rata. Tujuannya adalah untuk mencegah penumpukan plak, karena
hal ini terutama menimbulkan radang gusi.
b.
Membangun kebiasaan sehat
Membangun kebiasaan
sehat terkadang berat untuk dilaakukan, terutama bagi orang yang belum bisa melaksanakannya.
Namun dangan niat yang kuat senantiasa menyadari pentingnya kesehatan dan
manfaatnya bagi kita.
Kebiasaan sehat yang dianjurkan yaitu biasakan berkumur
sebelum dan sesudah makan hal itu akan mencegah kuman penyakit yang dapat masuk
ke rongga mulut, sehingga radang gusi yang disebabkan oleh kuman tersebut tidak
terjadi, selain itu tidak mengkonsumsi makanan yang manis secara berlebihan.
c.
Ceck- up ke dokter gigi
Cara mengatasi radang gusi yaitu hendaknya kita memiliki
jadwal untuk memeriksa, mengontrol, dan mengawasi kesehatan mulut secara rutin. Berdasarkan kondisi gigi dan
gusi, dokter gigi akan menjadwalkan program kesehatan mulut kita dan akan memberikan saran-saran yang
berkaitan dengan kesehatan mulut kita, seperti mengurangi makanan yang
manis-manis (Ummusalma, 2007)
7.
Mengukur radang gusi (Gingivitis)
Menurut
Leo, dkk (2007) gingival indeks adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
tingkat pengarahan gingivitis individu. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
instrumen, kaca mulut dan periodontal probe. Pemeriksaan gingivitis dilakukan pada gigi indeks,
yaitu gigi molar ke satu atas, gigi insisivus ke satu kanan atas, gigi premolar
ke satu kiri atas, gigi molar ke satu kiri bawah, gigi insisivus ke satu kiri
bawah dan gigi premolar ke satu kanan bawah. Untuk mengetahui skor tiap elemen
gigi pemeriksaan dilakukan pada bagian mesial, distal, bukal, palatinal atau
lingual. Jumlah skor keseluruhan diperoleh dari jumlah skor elemen gigi dibagi
jumlah seluruh gigi yang diperiksa. Skor kriteria ringan antara 0,1 sampai
dengan 1,0. Skor sedang 1,1 sampai dengan 2,0 dan skor berat 2,1 sampai dengan
3,0.
Penilaian Gingival Index (GI) adalah sebagai
berikut:
No
|
Kriteria |
Nilai
|
1
|
Tidak ada
peradangan
|
0
|
2
|
Peradangan
ringan sedikit perubahan warna, sedikit oedema dan tidak ada
perdarahan pada saat probing.
|
1
|
3
|
Peradangan
sedang kemerahan terlihat nyata, oedema, ulserasi dan
perdarahan spontan tanpa probing.
|
2
|
4
|
Peradangan
berat, kemerahan terlihat nyata, oedema, ulserasi dan
perdarahan spontan tanpa probing.
|
3
|